Militan Somalia diyakini berada di balik serangan bom bunuh diri.
Ledakan beruntun menghancurkan arena nonton bareng final Piala Dunia 2010 antara Belanda verus Spanyol di sebuah klub rugby dan restoran Ethiopia di Kampala, ibu kota Uganda, menewaskan sedikit 64 orang.
Mengutip sejumlah sumber di Kedubeas AS di Kampala, kantor berita Associated Press melaporkan daran dan serpihan daging mengotori lantai luar klub rugby -- tempat ratusan orang berkerumun di depan televisi layar besar.
Polisi mengatakan di tempat ini 49 orang tewas mengenaskan. Sebagian korban tak bisa lagi dikenali.
Tak lama setelah ledakan di klub rugby, sebuah bom meledak di sebuah restoran Ethiophia, menewaskan 15 orang. Sejumlah warga AS dari kelompok Gereja Pennsylvania terluka dalam serangan itu.
Kris Sledge, pemuda usia 18 tahun dari Pennsylvania, mengatakan; "Suasana tiba-tiba gelap, saya dengar orang berteriak, mengerang, dan berlarian."
Sledge luka serius. Kakinya dibungkus akibat luka, dan sebagian wajahnya terbakar.
Joann Lockard, juru bicara Kedubes AS di Kampala, membenarkan salah satu warga negara AS tewas dalam peristiwa ledakan itu.
Kepolisian Kampala yakin Al Shabab, militan Somalia, bertanggung jawab atas dua ledakan ini. Al Shabab dikenal memiliki kaitan dengan Al-Qaida, dan beranggotakan militan veteran dari Iraq, Afghanistan, dan Pakistan.
Serangan simultan, demikian kepolisian Kampala, adalah ciri khas Al Qaida. Jika keyakinan kepolisian Kampala benar, ini kali pertama Al Shabab melakukan serangan di luar Somalia.
Dua ledakan itu terjadi hanya dua jam setelah Sheik Muktar Robow, komandan Al Shabab, menginstruksikan militan menyerang wilayah Ugandan dan Burudi -- dua negara yang mengirim pasukan perdamaian Uni Afrika ke Somalia.
Potongan kepala dan sekian banyak kaki ditemukan di klub rugby, yang mengindikasikan sebagai serangan bom bunuh diri [goal.com]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar